Terlampau lama kita ternina bobokkan
Terlena dalam ayunan sangkala penjarahan
Penjarahan integritas yang berkesinambungan
Mematikan kepribadian bangsa perlahan
Kebakiran ide adalah adicitanya
Kuat serta penuh gelora adalah raganya
Loyalitas dan totalitas adalah komitmennya
Ya, itulah generasi teruna
Namun, sang global telah berputar arah
Perjuangan seakan bertepuk sebelah tangan
Keinginan duniawi yang merubah
Kejujuran, kebangkitan, seakan berpindah tangan
Dimana lagi sang pengendali diri?
Ketika korupsi, kolusi, nepotisme, hingga krisis moral krah
putih berdasi telah merajai
Tawuran pelajar, trafficking,
seks, narkotika, semakin silih mewarnai
Drama politik menjadi sorotan dan tontonan, bukan tuntunan
Kata belajar hingga birokrasi sudah tidak dihargai
Degradasi moral mensupremasi
Khalayak meriuh-renda
Siapa si dalang intelektual?
Semua seakan terdiam membuncah
Banyak memangku enigma yang janggal
Mereka, para awam turut bicara
Sang penerus bangsa, kenapa engkau tega menodai budi negara?
Engkau, pemimpin-pemimpin negeri tercinta
Begitu rapuh, repih, reputkah fikirmu memaknai rintihan jiwa
kita?
Ketika barung-barung religi telah didirikan
Berharap menjadi benteng pertahanan moral
Namun banyak kaum yang tak memperdulikan
Hanya dianggap sebagai tempat terlampau formal
Harapanku
Tanggung jawab adhep kuripan pribadi lan masyarakat
Laksana pribadi yang terhormat
Aja dadi gembelengan
Penerus bangsa yang tak berakal nian
Telinga enggan mengindah petuah kebajikan
Mulut tak lagi bertutur keazizan
Harapanku, pemuda berida
Andhap penggalih lebet jiwa
Mboten gampil goyah lebet panyalira
Menanam jujur dan rendah hati dalam jiwa
Tetap pendirian menegakkan benteng moral bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar