Harapanku, Teruna Indonesia
Terlampau
lama kita ternina bobokkan
Terlena
dalam ayunan sangkala penjarahan
Penjarahan
integritas yang berkesinambungan
Mematikan
kepribadian bangsa perlahan
Kebakiran
ide adalah adicitanya
Kuat
serta penuh gelora adalah raganya
Loyalitas
dan totalitas adalah komitmennya
Ya,
itulah generasi teruna
Namun,
sang global telah berputar arah
Perjuangan
seakan bertepuk sebelah tangan
Keinginan
duniawi yang merubah
Kejujuran,
kebangkitan, seakan berpindah tangan
Dimana
lagi sang pengendali diri?
Ketika
korupsi, kolusi, nepotisme, hingga krisis moral krah putih berdasi telah merajai
Tawuran
pelajar, trafficking, seks,
narkotika, semakin silih mewarnai
Drama
politik menjadi sorotan dan tontonan, bukan tuntunan
Kata
belajar hingga birokrasi sudah tidak dihargai
Degradasi
moral menyupremasi
Khalayak
meriuh-rendah
Siapa
si dalang intelektual?
Semua
seakan terdiam membuncah
Banyak
memangku enigma yang janggal
Mereka,
para awam turut bicara
Sang
penerus bangsa, kenapa engkau tega menodai budi negara
Engkau,
pemimpin-pemimpin negeri tercinta
Begitu
rapuh, repih, reputkah fikirmu memaknai rintihan jiwa kita?
Ketika
barung-barung religi telah didirikan
Berharap
menjadi benteng pertahanan moral
Namun
banyak kaum yang tak memperdulikan
Hanya
dianggap sebagai tempat terlampau formal
Harapanku…
Tanggung
jawab adhep kuripan pribadi lan masyarakat
Laksana
pribadi yang terhormat
Aja
dadi gembelengan
Penerus
bangsa yang tak berakal nian
Telinga
enggan mengindah petuah kebajikan
Mulut
tak lagi bertutur keazizan
Harapanku,
pemuda berida..
Andhap
penggalih lebet jiwa
Mboten
gampil goyah lebet panyalira
Menanam
jujur dan rendah hati dalam jiwa
Tetap
pendirian menegakkan benteng moral bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar